Kamis, 26 Juni 2008

ANARKISME ISLAM

Oleh : Khairy Nurzaman MPdI
Anak jalanan itu sedang asyik duduk termenung sambil memegang tumpukan korannya yang biasa ia jajakan kepada siapapun yang melewatinya. Namun tiba-tiba ia tersentak kaget dan seakan tak percaya apa yang terjadi di hadapannya. Serombongan orang dengan berpakaian yang menurutnya “sebagai label-label keislaman” mendobrak dan merusak yang selama ini menjadi tempat berlindung dari panasnya matahari, seraya mengucapkan kalimat-kalimat yang ia kenal dalam solat yang diajarkan oleh guru ngajinya di panti sosial.

Anak itu tidak mengerti, mengapa tempat itu dihancurkan, padahal tempat itu dari pagi hingga sore tertutup rapat. Tapi yang ia fahami saat ini , ada sekelompok orang yang berpakaian yang menurutnya label Keislaman sambil membawa kayu panjang,parang bahkan pedang sedang menghancurkan tempat itu, yang terlihat menakutkan.

Dalam benaknya ia berfikir, oh mungkin tempat itu menjadi sarang kejahatan sehingga dihancurkan oleh orang Islam tapi mengapa tidak ada polisi yang menjadi tanggung jawabnya ? atau serombongan orang itu sedang marah, tapi kenapa mereka marah ? atas dasar apa mereka marah ?

Belakangan, banyak terjadi tindak kekerasan baik secara organisasi atau individu terlebih tindakan itu atas nama Islam. Prilaku ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal , antara lain :
Mungkin adanya keinginan untuk diakuinya oleh masyarakat sekitar
Mungkin juga adanya keinginan untuk menunjukkan kekuatannya atau
Pemahaman terhadap teks al-Qur’an atau Hadits yang diyakininya.

Kemungkinan ke 3 inilah, yang ingin bicarakan selanjutnya.

Ada Hadits Nabi SAW yang populer dan menjadi landasan Prilaku kekerasan dan main hakim sendiri dengan atas nama AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR ”
Yaitu :

"Man Ra a Minkum Munkaran Fal Yughoyyirhu Bi Yadihi dst"

” Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah ia dengan tangannya , apabila ia tidak bisa maka dengan lisannya dan apabila tidak bisa maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim)

Hadits tersebut, khususnya kalimat (Fal Yughoyyirhu Bi yadihi) rubahlah ia dengan tangannya sering dijadikan acuan untuk melakukan tindakan anarkis. Padahal kalimat tersebut masih bersifat interprettatif. Dalam Kitab Mu’jam AlfadziL Qur’anil Karim yang disusun oleh Syaikh Ibrahim Mustofa dkk, Kata tangan di dalam al-Qur’an sering bermakna :
1. Ni’mat spt : dalam QS .Ali ”Imran : 73

2. Qudrat atau Quwwat.

3. bermana metaforis. Spt :

Tetapi Sebagian saudara kita banyak memahaminya dengan Rubahlah dengan kekuatan tangan berupa fisik. Kalau ini yang difahami maka persepsi yang muncul bahwa ”Islam identik dengan kekerasan”, ini bertentangan dengan inti ajaran Islam sebagai Rahmatan Lil ’Alamin : Kedamaian bagi seluruh Alam.

Maka dalam memahami teks /nash al-qur’an dan Hadits perlu diperhatikan makna yang tepat dari makna derivasinya serta yang tidak kalah penting Kaidah Ilmu Tafsir yaitu :

” Suatu ungkapan dalam al-Qur’an dan Hadits yang harus dipertimbangkan adalah keumuman tujuan syari’ah bukan tergantung pada nash atau teks yang sepesifik ”

Dari kaidah tersebut dapat digaris bawahi adalah Apakah pemahaman itu sejalan dengan ( Maqashid al-Syari'ah) Tujuan syari’ah yaitu : Kemaslahatan manusia yang antara lain : Keadilan, Kesetaraan, Keseimbangan, Hak-hak asasi dll

Oleh sebab itu , Hadits tsb


Menurut penulis, lebih tepat jika difahami sebagai metode dakwah/mendidik yang moderat, yaitu :
” Rubahlah kemungkaran itu dengan tangannya” dimaknai sebagai fungsi tangan untuk :
-menuntun layaknya kita mengajarkan berjalan pada anak bayi kemudian ”merangkul” sebagai tanda kasih sayang ,kemudian ” memisahkan” ketika kita melerai orang yang bertikai.

Maka jika ini yang kita fahami akan lebih mengena pada tujuan Syari’ah Islam Tepat Islam sebagai Rahmatan Lil ’Alamin.

Jakarta, 21/02/08
KHairy Nurzaman

Tidak ada komentar: